11 Pahlawan Nasional Wanita, dari Barat hingga Timur Indonesia

PaFI Indonesia — Pahlawan Nasional Wanita, Perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah tidak hanya dilakukan oleh pejuang laki-laki saja. Sejumlah nama-nama pahlawan wanita pun muncul.
Hal ini dibuktikan dengan cukup banyak pahlawan nasional wanita yang berasal dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia.

Tujuan para pahlawan wanita Indonesia ini juga sama dengan apa yang dicita-citakan oleh pahlawan pria, para pahlawan wanita juga ingin turut membebaskan rakyat dari belenggu penjajahan yang sudah membuat rakyat menjadi sangat menderita di tanah kelahirannya sendiri.

Selain memanggul senjata, para pahlawan wanita ini juga berjuang dengan cara lain. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan.

Mereka ingin agar para wanita Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang layak yang pada masa penjajahan sangat sulit untuk didapatkan wanita.

Berikut ini sebelas pahlawan wanita, yang berasal dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia.

1. Cut Nyak Meutia

Cut Meutia adalah seorang pahlawan wanita yang berasal dari daerah Aceh. Lahir di Kesultanan Aceh pada 15 Februari 1870, Cut Nyak Meutia turut membantu suaminya, Teuku Tjik Tunong dalam rangka melepaskan belenggu penjajahan.

Setelah sang suami meninggal dunia, Cut Meutia tak lantas berhenti mengobarkan semangat perjuangan dengan cara gerilya.

Untuk menghargai jasanya, pemerintah Indonesia akhirnya mengabadikan potret Cut Meutia pada pecahan seribu rupiah.

2. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien lahir pada tahun 1848 di Aceh. Meski Cut Nyak Dhien berasal dari keluarga bangsawan, tetapi hal ini tak menyurutkan tekadnya untuk berjuang demi membebaskan rakyatnya dari cengkeraman penjajah di Tanah Rencong.

Bersama suami keduanya, Teuku Umar Cut Nyak Dhien turut serta di garda terdepan dalam perlawanan rakyat Aceh melawan penjajah. Bahkan setelah Teuku Umar meninggal pun, Cut Nyak Dhien tetap melancarkan perlawanan terhadap Belanda.

3. Rasuna Said

Rangkayo Rasuna Said merupakan sosok wanita yang memiliki andil besar bagi Indonesia. Sama seperti pendahulunya, R.A Kartini, Rasuna Said memperjuangkan kesetaraan hak untuk para wanita.

Tak hanya bidang pendidikan, tetapi wanita kelahiran Agam, Sumatra Barat, 14 September 1910 silam ini juga mendorong para wanita untuk paham politik.

Berkat jasa-jasanya tersebut, ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada 13 November 1974 lewat Surat Keputusan Presiden RI No.084/TK/Tahun 1974.

4. Raden Ajeng Kartini

Jika menyebutkan pahlawan wanita yang namanya paling dikenal, pastilah Raden Ajeng Kartini menjadi salah satunya. Lahir di Jepara, 21 April 1879, Kartini menjadi pahlawan emansipasi wanita yang namanya sangat termasyur di Indonesia.

Lahir dari keluarga bangsawan, Kartini mendapatkan keistimewaan, yakni bisa mendapatkan pendidikan. Pendidikan sendiri merupakan sebuah hal yang tak bisa dengan mudah diakses oleh para wanita saat itu. Hal inilah yang diperjuangkan oleh Kartini.

  • 5. Nyi Ageng Serang
  • Nyi Ageng Serang lahir pada 1752 di sebuah desa kecil bernama Serang yang terletak di sebelah utara Surakarta. Nyi Ageng Serang sendiri merupakan salah satu leluhur pahlawan pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.
  • Memiliki nama kecil Raden Ajeng Retno Kursiah Edi dan lahir dari keluarga terpandang, tak membuat Nyi Ageng Serang berpangku tangan saja saat penjajah. Ia pun bekerja sama dengan Pangeran Diponegoro untuk menumpas penjajahan.
6. Dewi Sartika

Selain R.A Kartini, Raden Dewi Sartika juga merupakan seorang pelopor akses pendidikan bagi wanita yang saat itu sangat sulit untuk didapatkan. Raden Dewi Sartika sendiri lahir di Cicalengka, Jawa Barat pada 4 Desember 1884.

Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membangun sebuah sekolah yang bernama Sekolah Isteri Wanita yang terletak di Pendopo Kabupaten Bandung. Setelah pindah ke Jalan Ciguriang pada 1910, Sekolah Istri Wanita ini lantas berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri.

7. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu lahir di Maluku, 4 Januari 1800. Sang ayah, Kapitan Paulus Tiahahu merupakan sosok yang turut membantu Thomas Matulessy atau yang lebih dikenal dengan nama Kapitan Pattimura memerangi penjajah di tanah Maluku.

Martha bahkan sejak remaja sudah turut serta memanggul senjata untuk membantu sang ayah dan Kapitan Pattimura dalam memerangi penjajah dengan taktik perang gerilya.

8. Maria Walanda Maramis

Maria Walanda Maramis adalah seorang pendidik sekaligus penggiat hak-hak perempuan yang berasal dari Sulawesi Utara. Ia juga dikenal sebagai sosok pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan.

Maria mendirikan organisasi bernama Percintaan Ibu kepada Anak Temurunannya (PIKAT) pada 8 Juli 1917. Organisasi ini bertujuan untuk memajukan pendidikan perempuan Minahasa.

Pada tahun 1919, Maria berhasil memperjuangkan kaum wanita Minahasa mendapatkan hak suara untuk memilih wakil rakyat di Minahasa Raad.

9. Nyai Ahmad Dahlan

Siti Walidah atau dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan adalah tokoh emansipasi perempuan yang berpartisipasi dalam diskusi perang bersama Jenderal Sudirman dan Presiden Soekarno.

Nyai Ahmad Dahlan memprakarsai berdirinya perkumpulan Sopo tresno pada tahun 1914 untuk wanita Islam.

Selain itu, ia juga mendirikan asrama putri di rumahnya untuk memberikan pendidikan keimanan, praktik ibadah, sampai berlatih pidato, dan dakwah.

10. Fatimah Siti Hartinah Soeharto

Fatimah Siti Hartinah Soeharto atau dikenal dengan sapaan Ibu Tien ini memprakarsai pendirian Perpustakaan Nasional.

Ia juga dikenal akan pengabdiannya kepada bangsa dan negara dan pernah menjabat berbagai jebatan kenegaraan. Selain itu, ia juga memprakarsai pembangunan Taman Mini Indonesia Indah.

11. Fatmawati Soekarno

Fatmawati Soekarno merupakan ibu negara Indonesia pertama yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih pada 17 Agustus 1945.

Pada tahun 1951, Fatmawati juga turut memperjuangkan agar dokumen, barang, dan arsip pemerintah Indonesia yang dirampas Belanda dikembalikan ke Indonesia.

ia juga turut serta secara aktif dalam memberikan bantuan mengirim perbekalan kepada istri prajurit dan prajurit yang sedang berjuang di wilayah pertempuran.

Itulah sejumlah pahlawan nasional wanita dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia.